INFO
  • WISATA TAMAN LENGKOWO DESA KARASGEDE KECAMATAN LASEM KABUPATEN REMBANG

Sejarah Desa

26 Agustus 2016 Sulistyowati Dibaca 3.935 Kali

Di dalam buku yang berjudul “Babad Kabupaten Lasem” menyebutkan bahwa tahun saka 1273 yang menjadi Ratu di Lasem adalah Dewi Indu, adik sepupu dari Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Dewi Indu menurunkan Pangeran Badra Wardana, Pangeran Badra Wardana menurunkan Pangeran Wijaya Badra dan Pangeran Wijaya Badra menurunkan Pangeran Badranala.

Pangeran Badranala menikah dengan Putri Cempa (Bi Nang Tie) yang makamnya di Puthuk Pasusudan Desa Bonang Lasem, kemudian menurunkan Pangeran Wirabraja dan Pangeran Santibadra.

Pangeran Wirabraja (Mbah Brawut, makamnya di Logading Desa Sriombo Lasem) menurunkan Pangeran Wiranegara (Mbah Brayut makamnya di utara Dukuh Logading Desa Sriombo Lasem).

Pangeran Santi Badra (makamnya di Puthuk Punggur Dk. Ngasinan Desa Warugunung) menurunkan :

  1. Pangeran Santipuspa (Caruban Gedongmulyo Lasem)
  2. Silastuti (Istri Bupati Metaun)
  3. Santawira (Kyai ageng Bedhog Pamotan)
  4. Sulantari (Istri Tumenggung Pamotan)
  5. Sulanjari (Istri Kyai Ngataka Desa Karangasem Sedan)
  6. Silarukmi (Istri Kyai Ageng Demang Desa Ngadem)
  7. Santiyoga (Kyai Ageng Gada Desa Punjulharjo)
  8. Santidarma (Demang Bakaran Juana)
  9. Silogati (Kyai Ageng Sutisna Desa Criwik Pancur)
  10. Pangeran Santi Kusuma/Raden Mas Said (Kadilangu Demak)
  • Pangeran Santi Puspa menurunkan Pangeran Kusumabadra
  • Pangeran Kusumabadra menurunkan Pangeran Santiwira
  • Pangeran Santiwira menurunkan Pangeran Tejakusuma I (Kyai Ageng Punggur Bagus Srimpet) makamnya dibelakang Masjid Lasem
  • Pangeran Tejakusuma I menurunkan Pangeran Tejakusuma II
  • Pangeran Tejakusuma II menurunkan Pangeran Tejakusuma III (Raden Panji Arya)
  • Pangeran Tejakusuma III menurunkan Pangeran Tejakusuma IV
  • Pangeran Tejakusuma IV menurunkan Pangeran Tejakusuma V (Raden Panji Sasongko)
  • Pangeran Tejakusuma V menurunkan putra pertama Raden Panji Margono (Makamnya di Sambong Desa Dorokandang Lasem)

Raden Panji Margono ketika itu tidak senang menjadi pejabat/punggawa kerajaan, lebih senang menjadi kaum petani dan berdagang. Dia menjadi Panglima perang melawan kompeni Belanda pada tahun 1975, Jenderal Belanda mengangkat seseorang dari Semarang dijadikan Bupati di Lasem dengan nama Suro Adi manggolo. Raden Panji Margono menyamar menjadi orang cina/Tionghua dengan nama Babah Tan Pan Ciang dengan berpakaian Kimplong/jubah hitam celana hitam.

Pada tahun 1672 Raden Panji Margono berusia 45 tahun dengan orang-orang cina yang kaya memperbaiki sungai diperdalam dan diperlebar mulai dari Dukuh Layur sampai Tuyuhan. Ditepi rawa sebelah selatan dibubak menjadi pekarangan yang luas/karas pekarangan yang luas dan besar.

Raden Panji Margono ketika berumur 52 tahun orang-orang diwilayah Kabupaten Lasem dan sekitarnya semua setia dan hormat kepadanya, meskipun tidak menjadi pejabat kerajaan. Ketika itu sangat berpengaruh besar dan berwibawa, orang-orang tentara Belanda tidak berani meremehkan, menghina dan apalagi masuk di daerah tanah pekarangan yang luas dan besar, maka tanah pekarangan tersebut dinamakan Desa Karasgede.

 

 

 

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun)
Formulir Komentar (Komentar baru terbit setelah disetujui Admin)
CAPTCHA Image
Isikan kode di gambar